Kamis, 20 Agustus 2015

 MINYAK GANDAPURA



Gandapura (Gaultheria fragrantissima) merupakan tanaman minyak atsiri yang cukup potensial, karena mengandung metil salisilat sangat tinggi yang banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi dan kosmetik.



  Minyak gandapura (Wintergreen oil) merupakan salahsatu minyak atsiri yang penggunaannya cukup luas dalam industri farmasi, parfum dan kosmetika serta pengolahan makanan dan minuman. Komponen utama dalam minyak gandapura adalah senyawa metilsali-silat yang kandungannya dapat mencapai 98%. Metil salisilat dapat juga dibuat secara sintesis melalui reaksi esterifikasi anatra metanol dan asam salisilat dengan bantuan katalis H2SO4 pekat. Hasil sintesis ini diperdagangkan sebagai minyak gandapura sintetis (Ma’mun). Salisilat adalah diantara kelompok pertama yang dikenal sebagai analgesik. Laroux, pada tahun 1827, mengisolasi salisin, dan piria, pada tahun 1838 membuat asam salisilat. Setelah penemuan ini, berikutnya Cahours (1844) memperoleh asam salisilat dari minyak wintergreen (metilsalisilat); dan Kolbe dan lautermann(1860) secara sintetik membuat dari fenol. Salisilat, secara umum menunjukkan aksi antipiretik pada pasien demam dengan menaikkan eliminasi panas badan melalui mobilisasi air dan berakibat pengenceran darah. Ini menghasilkan perspirasi yang menyebabkan dilatasi kulit (Anonim). Suatu asam karbiksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil, -COOH
Gugus karboksil mengandung sebuah gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil, antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktivan kimia yang unik untuk asam karboksilat. Karena gugus karboksil bersifat polar dan takterintangi, maka reaksinya tidak terlalu dipengaruhi oleh sisa molekul. Gugus karboksil dalam aspirin, asam oleat, dan asam karboksilat lain bereaksi serupa. Sifat kimia yang paling menonjol (dari) asam karboksilat ialah keasamannya. 
    
Hasil gambar untuk asam salisilat                  Hasil gambar untuk asam salisilat
    
     Asam salisilat, asam asetilsalisilat (aspirin), asetanilida, dan salisin, suatu kandungan kulit kayu Salix alba, menggambarkan bentuk asli kelompok obat ini. Di samping meringankan nyeri, zat ini mempunyai aktivitas antipiretik. Semuanya mempunyai aktivitas antiradang yang bermanfaat, kecuali anilida yang sederhana (Foye, 1981).
Asam salisilat memiliki rumus molekul C6H4COOHOH berbentuk kristal berwarna merah muda terang hingga kecokelatan yang memiliki berat molekul sebesar 138,123 g/mol dengan titik leleh sebesar 1560C dan densitas pada 250C sebesar 1,443 g/mL. Mudah larut dalam air dingin tetapi dapat melarutkan dalam keadaan panas.Asam salisat dapat menyublim tetapi dapat terdekomposisi dengan mudah menjadi karbon dioksida dan phenol bila dipanaskan secara cepat pada suhu sekitar 2000C(wikipedia, 2011).
Asam asetilsalisilat menghambat siiklooksigenase dengan cara mengasetilasi sisi aktif. Hubungan potensi obat ini sebagai obat antiradang, sebagai penghadang prostaglandin sintetase dan sebagai penghilang nyeri, tidak sempurna (Foye, 1981).
Pembuatan asam salisilat dalam praktikum ini dilakukan dengan menghidrolisis metil salisilat dengan katalis basa. Prinsip percobaan ini adalah reaksi hidrolisis ester denganmenggunakan NaOH sebagai katalis basa. Metode yang digunakan adalah metode refluks,metode kristalisasi, dan metode rekristalisasi. Metil salisilat akan membentuk garam natrium salisilat saat direaksikan dengan NaOH yang kemudian akan membentuk asam salisilat saatdireaksikan dengan H2SO4. Asam salisilat yang diperoleh merupakan kristal putih dengan bentuk kristal kecil dan rapuh.